Akhir-akhir ini saya sibuk dengan pertanyaan moralitas, benar dan salah, baik dan jahat. Terkadang pembatas di antara keduanya adalah garis yang tajam.. dan terkadang juga kabur. Namun lebih sering seperti pornografi. Anda hanya tahu saat anda melihatnya sendiri.
Ada sebuah kasus, seorang laki-laki yang terbunuh. Tapi pertanyaan-pertanyan berikut ini sangat penting.. karena mengaitkan kita satu sama lain.. yaitu untuk kemanusiaan.
Tidak semua orang melihat garis yang tajam, hanya blur. Klien saya didakwa membunuhnya. Ini bukan lagi perdebatan. Ini adalah masalah catatan, fakta dari data-data yang ditemukan di lapangan. Namun perlu sama-sama kita tahu bahwa fakta tidak memiliki penilaian moral. Hanya menyatakan apa yang ada. Bukan apa yang kita pikirkan, bukan apa yang kita rasakan.
Siapa sejatinya klien saya, apakah ia pria baik atau bukan, tidaklah relevan. Pertanyaan ini, baik dan jahat, sama pentingnya. Artinya tidak punya tempat, sebagai bahan pertimbangan di dalam pengadilan hukum. Yang penting hanyalah fakta yang ditemukan.
Klien saya mengaku bertindak membela diri. Satu-satunya saksi lainnya, seorang wanita muda yang ketakutan, menyatakan bahwa klien saya adalah seseorang yang menyenangkan dan ramah. Ia hanya melihat perkelahian setelah itu dimulai. Itu adalah fakta.
Berdasarkan hal-hal tersebut, penuntut telah gagal membuktikan tanpa keraguan bahwa klien saya tidak bertindak semata-mata untuk membela diri. Itulah fakta yang kita dapat saat ini.
Artinya, klien saya, dengan murni berdasarkan kesucian hukum, yang kita bersumpah akan ditegakkan, harus dibebaskan dari tuntutan tersebut. Namun, di luar hal itu.. ia mungkin menghadapi penghakiman atas keputusannnya sendiri. Pertanggungjawaban moral di dalam dirinya sendiri nanti.
Dan di dalam ruangan ini, andalah hakimnya. Namun pertanyaan yang lebih penting lagi adalah orang seperti apakah anda?
Apakah sama, suara mereka yang berilmu dan yang tidak? Apakah sama suara seorang pelacur dan wanita baik-baik? Apakah sama suara seorang pemabuk dengan seorang dokter yang berfikir sehat? Apakah sama suara seorang koruptor dan pencuri jalanan?
Apakah sama suara seorang polisi dengan tentara? Apakah sama suara seorang hakim yang didesak oleh kebutuhan atau demi tegaknya neraca keadilan?
Hal-hal ini penting dijawab sebab berhubungan pula dengan landasan hidup masyarakat kita. Namun patut juga dipertanyakan masyarakat yang seperti apa? Apakah bila mayoritas masyarakat kita adalah pencuri, lantas kita angkat ketua para pencuri sebagai Tuhan? Dan jika hal tersebut benar-benar terjadi, apakah masih berlaku "Suara rakyat adalah suara Tuhan"?
Keputusan ada di tangan anda..
--------------------------------------------------------------------
* from Matt Murdock, yg melihat dg mata hatinya.
0 comments :
Posting Komentar