G.O.D (Gold, Oil & Diamonds) #3rd

Ada yang bilang, bahwa kita bisa tahu bagaimana karakter seseorang dari teman-temannya. Jika kebanyakan teman-temannya adalah seorang penjudi atau pemabuk, ya seperti itu pulalah karakter orang tersebut. Jika teman-temannya adalah para ahli ilmu / alim ulama, ya seperti itu pulalah karakternya. 

Namun semuanya lebih dari sekedar yang tampak di permukaan. Barack Obama, tahun 2009 dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat, membawa angin segar bagi Amerika. Panggung politik menyuguhkan tontonan yg menarik bagi banyak orang, yaitu presiden kulit hitam pertama, yang bisa bermakna juga anti perbudakan, dan lebih bersahabat  dengan umat Islam di dunia, sehingga mengundang banyak simpatisan dari seluruh dunia. 

Namun, perlu sama-sama kita tahu, 2009 adalah masa-masa mencekam ekonomi dunia. Terjadi krisis ekonomi di Amerika Serikat. Obama muncul di saat yang kurang tepat. Baby boomer AS mulai pensiun. Krisis tak bisa dihindari. Sehingga ‘image’ awal yang dibangun, sebagai presiden kulit hitam yang dianggap anti perbudakan, dan welcome dengan Islam runtuh seketika. Bahkan ketika Obama mengajukan ‘Obama Care’ ditolak mentah-mentah oleh Kongres. 

15% penduduk AS hidup tanpa jaminan hidup yang memadai (asuransi). Yang lebih parah hingga menyebabkan peristiwa ‘shutdown’, berhentinya fasilitas pemerintahan selama beberapa waktu. Obama pun tak mampu berbuat banyak, dan mulai tersandera oleh kawan-kawan politiknya, terlebih yg terkait dengan Departemen Keuangan.  Perang di Timur Tengah tak kunjung selesai, bahkan permusuhan dengan Umat Islam justru lebih parah dari waktu ke waktu.



G.O.D kali ini berkisah tentang Tuhan dari kalangan manusia sendiri. Ketika manusia begitu haus akan kekuasaan, mereka mulai menghalalkan segala cara untuk bisa memperbudak manusia lainnya. Muncul perbudakan gaya baru, yaitu lewat sistem ekonomi neoliberal.

Sistem yang sama yang pernah mencengkram Indonesia di masa lalu. Serikat dagang perusahaan-perusahaan Belanda (VOC) menjadi begitu berkuasa atas kekayaan alam yang ada di Indonesia. Sumatra yang dulu dikenal sebagai ‘Swarnadwipa’ (pulau Emas) tak lagi menyisakan emas untuk menunjang kehidupan generasi kita saat ini. Inflasi naik tak terkendali. Gaji pekerja hanya cukup untuk sekedar bertahan hidup, muncul perbudakan dalam bentuk “Romusha”.

Kebanyakan manusia pada dasarnya baik, namun ketika lingkungan yang ada hanya mendukung kompetisi untuk meraih materi sebanyak-banyaknya, kita menjadi begitu tamak olehnya. Bahkan hanya untuk sekedar menyelamatkan muka kita sendiri saja di hadapan orang lain, kita bisa dengan mudahnya menjatuhkan teman dekat/keluarga kita sendiri.

Menjadi manusia berarti memahami kelebihan/kekurangan orang lain. Dengan pemahaman tersebut kita bisa menentukan bagaimana harus bersikap. Mengambil sikap yang tepat di waktu yang tepat akan mengurangi banyak konflik / permasalahan. Dendam & permusuhan dipicu oleh sedikit demi sedikit kedengkian yang mengendap ada di dalam diri manusia. Dan ketika hati manusia sudah menjadi keras seperti batu, dan lingkungan ikut mendukung, semuanya sudah benar-benar terlambat.

Namun, demi menghindari Perang Dunia ke-4, tulisan tentang G.O.D dicukupkan sampai disini. :D Mungkin bakal dilanjutkan di waktu yang berbeda, pada tulisan yang berbeda.

Lah, cerita tentang 3 keluarga kaya di dunia mana? GAK ADA. Tanya Om Google aja. Udah banyak dibahas soalnya. Hanya kepada Allah lah kita bergantung & meminta pertolongan..



- End -    ..read part1 | part2


0 comments :

Posting Komentar