Sebelumnya telah diutus nabi Ibrahim a.s di tanah Arab, dan masyarakat Mekah mengenal ajarannya sebagai milah Ibrahim. Beberapa masyarakat yang masih mengikuti ajarannya secara murni dengan mudah menerima Islam, seperti golongan Abu Bakar, Utsman, dll.
Seperti yang terjadi di hampir semua kisah sejarah dunia, seiring perginya para pelopor (dlm kasus ini nabi Muhammad SAW), mulai terjadi penyimpangan-penyimpangan. Nafsu mulai
menguasai manusia, dan ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan
di dalam tubuh umat Islam. Mereka mulai menerima sebagian ayat-ayat Qur’an dan
menolak sebagian ayat-ayat yang lain, bahkan menggantinya sesuai dengan
kepentingan pribadi/golongan mereka sendiri. Bercampurlah antara yang haq
dengan yang batil.
---------------------------
SEJARAH SYIAH
---------------------------
Pemahaman SYIAH sendiri mulai berhembus pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Terjadi fitnah besar-besaran di dalam tubuh umat Islam. Seperti kita tahu Amirul Mu’min Utsman bin Affan terbunuh akibat ulah para pemberontak yang mengkritisi pemerintahannya karena banyaknya terjadi kasus KKN (Korupsi, Kolusi & Nepotisme) dari kalangan keluarga Utsman.
"Masalah tersebut terus bergulir hingga pasca terpilihnya Ali bin Abi
Thalib sebagai Amirul Mu'minin selanjutnya. Fitnah luar biasa terjadi di kalangan umat Islam sendiri. Umat Islam terpecah. Umat Islam
yang menuntut penuntasan kasus pembunuhan Utsman mulai bergabung dalam kubu Muawiyah
bin Abu Sufyan."
Sementara itu Abdulah bin Saba’ mulai memprovokasi umat Islam di
kubu Ali agar memerangi Muawiyah karena dinggap ikut mendukung pemberontakan
terhadap kepemimpinan yang sah.
Muawiyah pun ikut terprovokasi akibat benih-benih pemahaman Syiah yang berhembus di kubu Ali. Seperti kita tahu dalam pemahaman syiah, kepemimimpinan Abu Bakar, Umar & Utsman dianggap tidak sah, tentu saja Muawiyah tersulut emosinya.
Aisyah yang mendukung penuntasan kasus
pembunuhan Utsman, mulai mendukung Muawiyah hingga akhirnya menyulut
terjadinya perang Jamal (unta) melawan Ali bin Abi Thalib.
Puncak terbesar fitnah terjadi di perang Shiffin (perang saudara) antara
Pasukan Kufah yang dipimpin Ali bin Abi Thalib melawan Pasukan
Syam yang dipimpin Muawiyah bin Abu Sufyan.
Pasukan Kufah (Ali bin Abi Thalib) : “Amir Al Mukminin telah menyeru
kepada kalian, aku telah memberi tenggang waktu untuk kalian, agar kembali
kepada Al Haq, dan saya telah menegakkan kalian atas hujah, akan tetapi kalian
tidak menjawab..”
Pasukan Syam (Muawiyah bin Abu Sufyan) : “Wahai Pasukan Iraq (Kufah),
diantara kami dan kalian adalah kitabullah, dan kami telah mendahulukan itu.”
Para ulama Kufah & Syam : “Jika kita esok baru berhenti (bertempur)
maka Arab akan sirna, dan hilangnya kehormatan... demi Rabb Ka’bah, jika
kita masih berperang esok, maka Romawi akan mengincar para wanita dan
keturunan kita. Sedangkan Persia akan mengincar para wanita dan keturunan
Iraq. Ikatlah mush’af -mush’af di ujung tombak kalian.”
--------------------------------
SYIAH DI INDONESIA
--------------------------------
Yahh, begitulah.. awal mula benih syiah yang dihembuskan oleh Abdullah bin Saba’.
SYIAH DI INDONESIA
--------------------------------
Yahh, begitulah.. awal mula benih syiah yang dihembuskan oleh Abdullah bin Saba’.
Syiah sendiri menurut perkembangannya terpecah menjadi banyak golongan,
terlebih di negara-negara Timur Tengah. Ada yang secara nyata-nyata
menolak (bahkan menghina) Abu Bakar, Umar, & Utsman, ada juga yang tidak.
Bagaimana dengan di Indonesia? Menurut arrahmah.com,
Indonesia tengah menjadi target Syi’ah besar-besaran. Hingga kini banyak
pengikutnya berada di berbagai wilayah Indonesia, terutama di Jawa Barat dan
Sulawesi Selatan.
Jumlah penganut Syiah di Indonesia Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul
Bait Indonesia (IJABI) Jalaluddin Rakhmat, pernah mengatakan
kisaran jumlah penganut Syiah di Indonesia, “Perkiraan tertinggi, 5 juta orang.
Tapi, menurut saya, sekitar 2,5 juta jiwa,” kata Kang Jalal, sapaan Jalaluddin
Rakhmat.
Pemeluk Syiah, kata Kang Jalal melanjutkan, sebagian besar ada di Bandung, Makassar, dan Jakarta. Selain itu, ada juga kelompok Syiah di Tegal, Jepara, Pekalongan, dan Semarang; Garut; Bondowoso, Pasuruan, dan Madura.
Pemeluk Syiah, kata Kang Jalal melanjutkan, sebagian besar ada di Bandung, Makassar, dan Jakarta. Selain itu, ada juga kelompok Syiah di Tegal, Jepara, Pekalongan, dan Semarang; Garut; Bondowoso, Pasuruan, dan Madura.
Secara garis besar, berikut perbedaan antara Islam dengan Syiah, dalam contoh kasus ini, yaitu dari golongan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) :
ISLAM : Rukun Islam kita ada 5 (lima)
a) Syahadatain
b) As-Sholah
c) As-Shoum
d) Az-Zakah
e) Al-Haj
Syiah : Rukun Islam
Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda
a) As-Sholah
b) As-Shoum
c) Az-Zakah
d) Al-Haj
e) Al wilayah
ISLAM : Rukun Iman ada 6 (enam)
a) Iman kepada Allah
b) Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
c) Iman kepada Kitab-kitab Nya
d) Iman kepada Rasul Nya
e) Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
f) Iman kepada Qadar, baik-buruknya
dari Allah.
Syiah : Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)
a) At-Tauhid
b) An Nubuwwah
c) Al Imamah
d) Al Adlu
e) Al Ma’ad
ISLAM : Dua kalimat syahadat
Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping
Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih
ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka.
ISLAM : Percaya kepada imam-imam tidak
termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu
timbul imam-imam, sampai hari kiamat. Karenanya membatasi imam-imam hanya dua
belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.
Syiah : Percaya kepada dua belas
imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman
kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut
ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.
ISLAM : Khulafaurrosyidin yang
diakui (sah) adalah :
a) Abu Bakar
b) Umar
c) Utsman
d) Ali Radhiallahu anhum
Syiah : Ketiga Khalifah (Abu
Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai'at dan
mengakui kekhalifahan mereka).
* sebagai salah satu refferensi, bagi kita umat Islam untuk sama-sama memperkuat aqidah kita. Sekian. Wassalam..
Rasanya ada kesalahan, aisyah saat itu justru mengemban tugas untuk mendamaikan.namun ketakutan dari pembunuh utsman memfitnah, dan mengutus ke tempat aisyah r.a .
BalasHapusSebagian yg lain beranggapan klo Ali r.a sdh mengumumkan perang krn terjadi 2 kubu dari pihak Ali r.a