Namrudz (lk. 2275 SM – 1943 SM) sering pula disebut sebagai Nimrodz, yang memiliki gelar The Mighty Hunter karena keahliannya memburu. Selain itu, Namrudz juga digelari Dewa Bacchus dan juga Dewa Matahari. Pada zamannya, Namrudz merupakan seorang raja yang cerdas, namun kecerdasannya itu membuatnya bersikap sombong dan mengaku sebagai tuhan. Namrudz sendiri merupakan kata jamak yang memiliki arti “Mari memberontak”. Namanya tercatat dalam Taurat, Injil dan Al-Quran.
Ia juga adalah seorang Raja yang ahli di bidang matematika & astronomi. Dalam Wikipedia berbahasa Malaysia disebutkan jika Namrudz-lah yang konon menemukan sistem sexagesimal yang membagi sebuah lingkaran ke dalam 360 derajat. Selain itu dia juga menetapkan bahwa satu hari terbagi 24 jam, lalu setiap jam terdiri dari 60 menit, dan 1 menit merupakan 60 detik.Namrudz pula yang konon menyatakan pertama kalinya bahwa permulaan hari adalah selepas tengah malam, bukan saat matahari terbenamseperti kepercayaan sebelumnya. Kesukaan Namrudz kepada angka-angka dan geometri membuatnya sering mencoret-coret rancangan jembatan, bangunan besar, kuil, dan juga menara. Sistem irigasi di lembah Tigris dan Eufrat, serta penggunaan tanah liat yang dibakar dan dibentuk menjadi kotak-kotak yang kini dikenal sebagai batu bata juga berasal dari Namrudz. Bahkan pencakar langit pertama di dunia, Menara Babil atau Babel (Babylonia Tower), juga dibuat olehnya.
Namrudz juga suka mengutak-atik angka dan menghubungkannya dengan gerakan bintang dan planet sehingga menghasilkan apa yang kita kenal sekarang sebagai Horoskop dan Palsmistry (Rajah Tangan). Hal ini sangat masuk akal disebabkan para penasehat Namrudz merupakan para penyihir Kabbalah. Sayangnya, disebabkan itu semua, Namrudz merasa menjadi tuhan dan bertindak sesuka hatinya. Pada suatu malam, Raja Namrudz bermimpi melihat bintang yang terbit dari barat yang sinarnya sangat cemerlang. Ketika bintang itu sampai di tengah angkasa, cahayanya menerangi seluruh bumi seperti pagi hari yang indah. Raja Namrudz terbangun dan segera memanggil salah seorang pendeta terbaiknya yang menjadi penasehat utama. Sang penasehat menyatakan, mimpi itu merupakan pertanda akan datang seseorang lelaki yang perkasa yang akan sanggup menumbangkan kerajaan besar Raja Namrudz. Setelah itu Namrudz gelisah bukan kepalang dan mengerahkan para tentaranyauntuk mengepung daerah Faddam A’ram, tempat yang dikatakan penasehatnya akan lahir seorang penentang Namrudz. Walau telah mengerahkan banyak tentara, namun kita semua mafhum jika Ibrahim lahir dan besar dengan selamat. Kisah selanjutnya sudah banyak diketahui.
Singkat cerita, Ibrahim pun dibakar hidup-hidup. Ajaibnya, Ibrahim tidak luka sedikit pun, pakaiannya utuh, dan dia sama sekali tidak merasa kesakitan. Hal ini mulai membuat goyah banyak orang. Bahkan anak Namrudz sendiri, Puteri Raziah mengatakan bahwa tuhannya Ibrahim adalah Tuhan yang benar. Apa yang diucapkan Puteri Raziah membuat Namrudz murka. Dia segera memerintahkan tentaranya untuk menceburkan puterinya itu ke dalam api yang masih menyala-nyala. Sesaat sebelum dimasukkan ke api, Puteri Raziah berkata, “Ya Tuhannya Ibrahim, selamatkan aku….” Dia mengucapkan kalimah tauhid. Maka Allah pun menyelamatkannya.
Puteri Raziah selamat dan lari masuk hutan. Raja Namrudz dan bala tentaranya mengejarnya ke hutan. Hal ini tidak disia-siakan Ibrahim, Sarah, dan Luth untuk juga melarikan diri. Beberapa waktu kemudian Namrudz beserta tentaranya kembali dari hutan dengan tangan hampa. Puterinya telah menghilang, demikian pula Ibrahim. Sejak kejadian itu kepercayaan rakyat Babylonia terhadapnya kian goyah. Namrudz kian gelisah dan berjanji akan membunuh tuhannya Ibrahim. Namrudz dan seluruh orang pada zamannya menganggap tuhan bersemayam di atas langit. Untuk membunuh tuhannya Ibrahim, Namrudz menyiapkan sebuah kendaraan yang mampu membawanya ke langit, yakni terdiri dari empat ekor burung besar di mana di tiap burung diikat sebuah tiang yang ujungnya diberi makanan agar burung-burung tersebut mau terbang tinggi. Dalam rencananya, Namrudz akan memanah tuhannya Ibrahim setibanya di atas nanti. Usahanya tentu saja gagal. Bukannya sadar, Namrudz malah kian murka. Dikumpulkannya seluruh tentara kerajaan Babylonia di suatu tempat untuk berperang melawan tuhannya Ibrahim. Semua senjata yang paling canggih dibawa serta. Jumlahnya mencapai 700.000 penunggang kuda lengkap dengan senjatanya. “Hai tuhannya Ibrahim! Jika kamu berani, hadapilah aku dan tentaraku ini!” tantang Namrudz ke atas langit.
Tantangan Namrudz segera mendapat jawaban. Dari kejauhan Namrudz dan ribuan tentaranya melihat bayangan hitam menghampiri mereka dengan cepat. Bayangan itu sangat besar menutupi langit dan pemandangan ke depan. Bunyinya begitu mengerikan. Bayangan hitam itu ternyata jutaan ekor nyamuk yang dikirim Allah untuk menghadapi Namrudz dan tentaranya. Tentara Namrudz pun habis. Sedangkan Namrudz sendiri masih di beri waktu tiga hari untuk bertobat. Seekor nyamuk terus mengitarinya selama itu. Lewat tiga hari Namrudz tidak juga bertobat, akhirnya seekor nyamuk masuk kedalam kepala Namrudz lewat lubang hidungnya dan menggerogoti otaknya selama 40 hari hingga dia menemui ajal.
Peristiwa sejarah tersebut bisa menjadi pelajaran bagi manusia di zaman ini, bahwa kecedasan akal & sekuat apapun usaha kita untuk meraih kesuksesan hidup, tidak akan ada maknanya jika tidak ada unsur spiritualitas, yaitu memurnikan ke-Tauhid-an kepada Allah SWT dalam segala aspek kehidupan.
Eramuslim Edisi 6, hal 48
Bisa download DI SINI
0 comments :
Posting Komentar