Dahulu kala manusia purba hidup dengan penuh keterbatasan, peralatan yang digunakan pun masih sangat sederhana. Tetapi seiring berjalannya waktu, manusia mempunyai keinginan untuk membuat teknologi yang bisa memudahkan pekerjaan manusia. Manusia pun mulai belajar dari alam.
Dari melihat “burung” manusia membuat pesawat terbang, dari “sarang lebah” manusia membuat gedung-gedung bertingkat. Dari “capung” manusia membuat helikopter. Dari “ular” manusia membuat rangkaian kereta api.
Dikarenakan manusia mau terus belajar, manusia akhirnya bisa meraih mimpi-mimpi yang mustahil sekalipun di masa lampau.
- mimpi untuk terbang,
- mimpi untuk bergerak secepat suara
- mimpi untuk saling berkomukasi di belahan bumi lain,
Dahulu kala, orang-orang yang punya impian seperti itu akan ditertawakan.
Tetapi sekarang, hal-hal yang dulu dianggap mimpi belaka telah menjadi kenyataan. Dengan pesawat terbang akhirnya manusia bisa terbang, , dengan telepon manusia bisa berkomunikasi dengan siapa pun di belahan bumi manapun, manusia juga telah bisa menciptakan pesawat berkecepatan supersonik. Dahulu, perjalanan dari pulau ke pulau, memerlukan waktu yang sangat lama, berhari-hari bahkan berbulan-bulan, tetapi dengan adanya pesawat terbang dalam hitungan jam pun sudah bisa sampai tujuan. Untuk komunikasi dengan surat pun butuh waktu lama, tetapi dengan teknologi telepon atau internet, masalah itu bisa diatasi. Seolah-olah manusia zaman ini telah bisa mengakali waktu.
Semua kesuksesan2 yang diraih oleh manusia itu hanya bisa diraih dengan belajar. Dan Pada hakikatnya Allah lah yang akan mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui..
“Allah mengajarkan manusia melalui perantara kalam, apa2 yang manusia tidak ketahui…” (QS 96:4-5)
Semua kesuksesan yang diraih manusia itu, tak terlepas dari potensi luar biasa yang diberikan oleh Sang Pencipta, Allah SWT.. yaitu Akal, Jasmani & Rohani (qolbu)
Potensi ini ada di dalam diri setiap manusia sejak ia dilahirkan. Ada akal (otak) untuk berfikir, ada mata & telinga untuk mengamati, kaki & tangan untuk bekerja. Semua itu Adalah nilai lebih manusia dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah yang lain..
Potensi lain yang tak kalah penting adalah alam. Alam ini lah yang menginspirasi manusia untuk menciptakan teknologi-teknologi canggih di zaman modern ini.. Allah menciptakan alam dengan penuh keteraturan dan keseimbangan, dan di setiap sudutnya ada banyak pembelajaran..
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan air itu dihidupkan- Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam- macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti“. (QS 2: 164)
Jika kita melihat alam Indonesia raya yang konon kata nya kaya raya, subur, makmur, gemah ripah loh jinawi tentu saja patut disukuri. Artinya Indonesia punya nilai lebih jika dibandingkan negara-negara lain.
Tetapi yang harus sama-sama kita jawab adalah, kenapa dalam realita nya saat ini, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang tertinggal dibanding negara2 lain?? (dalam banyak hal bahkan)
Bisa jadi jawaban nya adalah kita belum menggunakan potensi yang diberikan sesuai dengan fitrahnya… Manusia diberi Akal oleh Allah untuk berfikir, dari pikirian2 itu manusia mulai bermimpi, belajar dan merencanakan, dari rencana-rencana yang dibuat itu manusia merealisasikan dengan tindakan. Awalnya gagal mungkin.. Tapi habis itu sukses pasti bisa diraih..
Thomas Alva edison dengan “bola lampu” nya, Steve Jobs dengan “Apple” nya, Bill Gates dengan “Microsoft”nya, itu adalah contoh kisah-kisah sukses, walaupun diawali dari serakaian kegagalan.
Sampe sini emang gak ada masalah.
Masalahnya adalah, mau kita arahkan kemana kesuksesan itu? kesuksesan seperti apa yang ingin kita peroleh?
Sebagai seorang muslim yang punya keyakinan, yang punya pedoman hidup, apakah kesuksesan duniawi saja yang mau kita raih?
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.. (QS 28:77)
Manusia berusaha mati-matian meraih kesuksesan duniawi, sukses kuliah, sukses kerja, sukses berkeluarga, tetapi setelah tercapai mereka lupa bahwa sesukses apapun cita-cita yang mereka raih, ujung-ujungnya adalah kematian.. kehidupan akhirat setelah kematian inilah yang sering kita lupakan..
Padahal, telah banyak cerita-cerita sejarah yang mengisahkan peradaban maju suatu kaum, artinya sukses dunia tetapi justru dimusnahkan oleh Allah. Dikarenakan Manusia zaman ini lama-lama mulai menjauh dari bimbingan wahyu (Qur’an). Hal itu seharusnya menjadi pelajaran buat kita di masa kini.
Seperti kisah Firaun di zaman Nabi Musa, padahal peradaban saat itu telah maju, konon katanya di zaman itu Firaun telah bisa membuat saluran irigasi yang sangat canggih dari Sungai Nil untuk menghidupi rakyatnya. Masyarakatnya pun makmur, tetapi akhirnya Firaun dan pengikutnya ditenggelamkan di laut Merah. Begitu pula kisah Raja Namrud, dia adalah Raja yang ahli di bidang Arsitektur, di zaman itu pulalah gedung pencakar langit pertama di dunia dibangun. Karya Arsitektur nya yang terkenal adalah Babylonia Tower. Tetapi berakhir dengan diutusnya nabi Ibrahim. Begitu pula kisah Jepang yang belum lama ini diguncang Tsunami. Padahal Jepang adalah negara yang memiliki teknologi pendeteksi Tsunami tercanggih di dunia.
Allah menciptakan manusia di sertai dengan “buku manual” nya, yaitu Al Qur’an.. Allah lah yang tahu apa yang terbaik bagi manusia. Ketika hidup manusia senantiasa dibimbing oleh wahyu, maka akan tercipta keseimbangan antara manusia dan alam. Dan Allah pun akan memberikan rezeki yang melimpah bagi manusia dari atas langit maupun di bumi. Seperti kisah peradaban nabi Sulaiman, kisah Dzulkarnain, dan kisah kejayaan Islam di masa lalu..
Masalahnya, sudahkah Qur’an menjadi pedoman hidup kita?? Apakah kita mau sejarah terulang kembali?? Tentunya diri harus mau berubah, peru
bahan itu harus dimulai dr diri sendiri sesuai dengan tuntunan Ilahi, sama-sama dibimbing seperti hal nya dulu para sahabat yang senantiasa dibimbing oleh Rasulullah SAW.
Dan tidak lupa 1 hal lagi yg paling penting adalah doa yang sungguh-sungguh. Harus dengan 100% keyakinan tanpa keraguan..
Karena Allah hanya akan mengabulkan doa orang-orang yang yakin saja. Jangan ada keraguan walau hanya sedikit, karena bisa fatal akibatnya. Insya Allah kesuksesan hidup sejati bisa kita peroleh.
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS 2:201)